Kado Terindah

Posted on

“Kriiing….”

HP ku berdering keras.
“Bunda nya dex, calling.”
Tersentak aku melihatnya, tak biasanya ibunya menelpon ku karna hanya dengan anak gadisnya aku bergaul.

Kesibukan yang sedang menggelayutiku membuatku panik. Bingung dan tak mampu berbuat apa-apa, sampai teriakan temanku menyadarkanku.
“Woi, nyokap do’i lu thu yang nelpon !”

Sambil tergesa-gesa aku mengangkat nya.
“Ada apa bu ?” tanyaku tanpa tau apa maksud teleponnya kali ini.
Tangisan sedu yang tak henti membuat ku semakin kacau. Beribu pertanyaan pun muncul, yang aku sendiri tak dapat menjawabnya.

“Ehmm, aku ijin dulu iah” sembari ku palingkan wajahku dan meninggalkan temanku yang masih sibuk dengan seragam coklatnya.

Kutarik pelatuk gas motorku sekencang mungkin, hanya satu yang ku tuju, tempat tinggal kekasihku.
Kuhampiri rumah yang terlihat sepi di ujung gang, suasana yang memang tampak seperti biasanya tak membuat ku penasaran.

Ku ketuk pintu sembari ku ucap salam perlahan, namun cukup lama aku menunggu seseorang keluar dari rumah berwarna merah muda itu.

Ayahnya yang sedang duduk di kursi depan memanggil ibu yang tadi menelponku.
“Ada apa bu tadi telpon ? Ehmm Dyt….”
“Ada mas, masuk aja dulu” ibu yang menjawab sebelum aku tanya sambil mempersilahkan aku duduk, karna memang sudah biasa.

Perbincangan panjang terjadi antara aku dengan ayahnya, namun aku kembali mendengar ibu menangis, dengan terpaksa aku bertanya pada ayah tentang keadaan yang sebenarnya terjadi, sampai aku tau bahwa kekasihku kini mendekam di Rumah Sakit.

Keringat bercucuran di keningku, nafasku menjadi sesak mendengarnya. Apa yang membuatnya seperti ini, kenbali ku kendarai motorku, aku menyusulnya ke Rumah Sakit yang dimaksud.

Kata ibu di sana sudah ada yang menunggu, aku sedikit lega mendengarnya.
Setiba aku di Rumah Sakit, beberapa petugas terkejut melihatku yang tanpa sadar masi mengenakan seragam coklat.

Kutanyakan pada para perawat yang mungkin tau, tetapi hasilnya nihil.
Lantas apa yang aku alami, harus mencari kemana aku.
Aku yang menyayanginya, dan aku yang mencintainya tak ingin sesuatu hal buruk terjadi padanya.

Asa ku tiba menjemputku, dengan letih kaki terasa lemas aku berjalan keluar pintu Rumah Sakit.

Terkejut aku ketika seorang gadis bergaun pink memelukku.
“Aku sayang kamu”
Tak kusangka apa yang ku cari kini mendekapku, aku peluk tubuhnya yang memang lebih kecil dariku, sempat ku lontarkan beberapa pertanyaan padanya.

“Aku sengaja bikin kamu panik, termasuk ayah bunda pun membantuku untuk buktikan rasa sayang mu” di sertai senyuman bahagia di wajahnya.

Gadis kecilku, kekasih imutku, ini sebuah kado terindah yang pernah aku terima. Hadiah yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun, hadiah yang mampu membuat ku merasakan takut, sedih, namun juga bahagia.

Aku sadar selama ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan tugas dinasku.
Terimakasih sayang…

“Aku juga sayang kamu”

From: “Noor M.A”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.