Semoga Luka kecil ini “Luka Terakhir”

Posted on

emu_splitterPanggilan “HATI” telah membawaku bergegas pergi menuju Jalan yang sering aku lewati saat pulang ke Singkawang, setelah seseorang memintaku untuk membantunya mengganti “SPILTER” kabel yang sering ngandat, terbesit di benak aku harus memanjat sebuah gedung yang bertingkat, awalnya aku sedikit ragu untuk membantu, namun aku coba untuk mencari akal jika telah sampai di TKP pekerjaan itu bisa kulakukan.

Setelah Dzuhur aku berdo’a untuk meminta perlindungan agar terhindar dari Fitnah, dan dengan langkah gontai aku berjalan menuju “Kuda Biru” yang telah terisi 3 Liter Premium dengan berbekal Obeng plus langkahku semakin mentap. Setiba di pintu gerbang perasaan lega setelah melihat senyum sumeringgah yang tersirat saat berpapasan dengan seorang wanita “kolot”.
Bergegas ke rumah “orange” untuk pergi bersama menuju Dent@Net dan melihat ternyata pekerjaan yang akan kulakukan hanya membutuhkan waktu 10 menit, karena dihatui rasa ini dan itu akhirnya kubawa sebuah bangku yang terbuat dari kayu dan mulai melakukan pekerjaan yang dipinta, saat ku tarik kabel Telepon yang kusangka lembek eh malah ternyata kuat dan erat, dasar gak bisa kerja, saat penarikan kabel ternyata telunjukku nyangkut di sebuah paku sadel yang membuat pelastik paku sadel patah, dan membuat jariku sobek terluka namun tak begitu terasa.

Saat melihat darah mengalir bagaikan aliran sungai gangga (menggunakan majas hiperbola) terpikir sebuah pertanyaan olehku ini awal atau akhir dari sebuah luka, teringat olehku obrolan semalam, obrolan yang Full Soul obrolan yang baru pertama kali kulakukan dengan sorang teman, hingga obrolan itu kuberi nama “Obrolan menunggu subuh”.

Saat di sana, sempat ngobrol-ngobrol tentang seputar “Mangga” yang ada di taman depan yang membuat indahnya pesona Dent, namun obrolan terhenti saat terdengar perut memanggil untuk diisi, aku diajak makan di sebuah rumah makan kecil yang terletak diperempatan jalan, saat itu terlihat “manis” olehku seraut wajah yang sedang menyiksa sesendok nasi. hingga akhir sore akupun mengucap salam perpisahan.

4 comments

  1. luka akan selalu ada bang,,, sekarang tinggal bagaimana kita “mengobati”nya 🙂

    @admin: terima kasih sobat, semoga kita diberi jalan untuk mengobati luka itu 😀

  2. assalamu’alaykum
    mohon dihapunten, angga belum bilang makasih buat bantuannya sampe luka luka begitu… yah, mudah2an aja luka fisik ngga luka hati 🙂

    yah… hanya sebuah kecelakaan kecil, yang membuat kita lebih pintar untuk menghadapi suatu kecelakaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.