Singkawang & Legenda Patung Naga Siapa yang salah?

Posted on

Dalam pertemuan Ketua Umum FPI dengan Ketua Umum Fahmi Tamami, H. Rhoma memohon konfirmasi pada Habib Rizieq seputar rumor yang beredar di masyarakat Kalimantan Tengah. Dikabarkan, Habib saat berdakwah di Singkawang, Kalimantan Barat, dituding memerintahkan masyarakat setempat untuk menghancurkan patung naga. Konon, isu ini menjadi pemicu masyarakat Dayak di Kalteng melakukan aksi penolakan terhadap FPI.

Habib Rizieq pun menjelaskan duduk perkara yang sesungguhnya terjadi dio Singkawang, Kalbar. Di Singkawang, ada Walikota keturunan Tionghoa membuat patung naga di jantung kota yang terletak di perempatan jalan. Kebijakan membuat patung naga itu menuai protes dari tokoh melayu non FPI. Seperti diketahui, di Singkawang dihuni oleh mayoritas Melayu Sambas.

Mendapat penolakan dari masyarakat Melayu, Walikota keturunan Tionghoa itu pun mengerahkan dayak yang dibayar untuk membenturkan dengan masyarakat Melayu di Singkawang, disitulah FPI terlibat. “ FPI masuk dari Pontianak ke Singkawang untuk menjembatani kedua belah pihak, agar tidak terjadi perang antara dayak dan melayu.Karena, kalau sampai terjadi perang, FPI akan ikut Melayu yang notebene muslim,” jelas Habib.

Yang Habib dengar, masyarakat Melayu di Singkawang keberatan dengan keberadaan patung naga yang merupakan simbol Cina, bukan dayak. Kita tahu, symbol dayak itu biasanya buaya atau kadal, sedangkan naga tidak dikenal oleh masyarakat dayak. Itu jadi persoalan. Kemudian, Walikota berjanji untuk melakukan pertemuan-pertemuan intensif. Dalam pertemuan itu, masyarakat Melayu Singkawang meminta agar patung itu dipindahkan ke Klenteng, jangan di tengah kota.

Lalu, Walikota menawarkan , agar membuat tiga patung untuk ketiga etinis, yakni: masyarakat Cina, Dayak, dan Melayu. Namun, tokoh Melayu menolak untuk dibuatkan patung. Suatu ketika terjadilah teror terhadap sejumlah tokoh Melayu Singkawang, toko mereka pun dibakar. Untuk membantu masyarakat Melayu yang diteror, akhirnya FPI mengerahkan massa dari Mempawah. FPI mengingatkan, agar jangan coba-coba mengganggu dan membantai saudara Melayu Singkawang. Sejak FPI dan Polisi turun, situasi pun redam, tidak ada lagi teror di Singkawang.

Usulan masyarakat Melayu agar Patung Naga dipindahkan ke klenteng, akhirnya diterima Walikota, Namun belum dilaksanakan. Suatu ketika, tokoh-tokoh Tionghoa Singkawang yang tinggal di Jakarta meminta untuk bertemu dangan FPI untuk melakukan lobi-lobi. Saat itu yang menjadi mediator adalah jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Tokoh Cina itu meminta agar patung naga itu tidak dibongkar dan dipindahkan.

“FPI tetap bersikap tegas seraya saya sampaikan: sudahlah anda jangan mengadu domba antara dayak dengan melayu. Camkan, jika saudara kami, masyarakat melayu kalian ganggu, satu melayu mati, maka Cina di Jakarta yang harus bertanggungjawab. Tapi, kalau kalian mau aman untuk usaha dagang di Jakarta, kita nggak ngangu kalian. Singkat cerita, dialog pun deadlock alias buntu,” kata Habib bersemangat.

Sebut Melayu Keturunan Rampok

Yang sangat disesalkan lagi, pernah dalam sebuah seminar, Walikota Singakwang membuat makalah seputar asal-asal masyarakat dayak dan melayu. Dalam makalahnya, walikota itu menulis, bahwa penduduk asli Kaltim atau seluruh Kalimantan itu adalah etnis dayak, adapun melayu itu keturunan bangsa perampok, karena tinggal di pesisir, bukan di pedalaman.

Menurut Walikota, bangsa melayu merampok kapal-kapal yang datang dari berbagai negeri, kemudian jadi orang kaya dan menjadikan dayak sebagai budaknya. Lalu datanglah Saudagar Cina yang katanya telah menyelamatkan dayak dengan membebaskan masyaraat dayak dari perbudakan.

Dasar sial, makalah itu akhirnya bocor dan dibaca oleh Sultan Sambas. Lalu ngamuklah masyarakat Melayu. Terbetik kabar, Sultan Sambas mengancam akan menyerbu Singkawang. Lagi-lagi, ketika itu FPI kembali menjadi tertuduh. Yang jelas, soal patung naga, Sultan Sambas tidak ikut campur . Menurutnya, itu permasalahan masyarakat Singkawang. Ketersinggungaan Sultan Sambas adalah ketika walikota Singkawang itu menyebut bangsa melayu berasal keturunan rampok, seperti ditulis dalam makalah seminar.

Tidak terima penghinaan itu, Sultan Sambas turun tangan menuntut walikota minta maaf dalam waktu 2×24 jam. Akhirnya, walikota minta maaf dan menarik makalahnya. Kemudian, kasus ini dimanfaatkan oleh orang-orang Melayu Singkawang untuk memprotes patung naga. Sampai sekarang, tidak ada kejelasan perihal patung naga, apakah sudah dipindahkan ke Klenteng atau belum, seperti permintaan masyarakat melayu Singkawang.

Menanggapi isu, FPI dianggap menjadi pemicu penolakan FPI di Kaleng, yang bermula dari kasus Singkawang, Habib menengarai, boleh bisa ada pihak-pihak yang mengarang cerita untuk memprovokasi masyarakat dayak. Yang pasti, tidak ada patung yang dihancurkan di Kalimantan. “Andai saja yang memprotes itu masyarakat Madura di Kalimantan, dayak akan menyerang etnis Madura. Tapi karena masyarakat Melayu yang protes, maka orang dayak harus berpikir seribu kali, mengingat etnis Melayu juga merupaka suku asli Kalimantan,” tukas Habib.

Bukan rahasia lagi, biasanya etnis dayak yang sudah memeluk agama Islam, jarang yang mau menyebut dirinya sebagai orang dayak, meski suku aslinya dari dayak. Tak berbeda dengan Sumatera Utara, bagi yang beragama muslim, jarang yang mau disebut sebagai orang Batak, mereka lebih suka disebut sebagai orang Medan atau Mandailing (sumber: voa-islam.com)

11 comments

  1. Apakah layak seorg habib berbicara spt itu? 1 melayu mati, cina jakarta yg bertggjwb?? Omongan orang ini spt PREMAN!! Dalam Islam tidak mengajarkan doktrin kekerasan dan adu domba spt itu! Sadarlah anda, kata2 anda bisa merusak keutuhan NKRI! Anda tidak lebih dari BAKTERI perusak NKRI, dan berusaha menghancurkan ideologi Pancasila yg diluncurkan oleh Pak Karno!

    Anda benar2 biadab, tidak layak disebut sbg seorg Muslim.
    Kami cinta Gus Dur, tapi kami sangat membenci Rizieq dengan Front Penista Islam nya!

  2. BUBARKAN FPI!!!
    Pemerintah tidak becus membubarkan ormas sesat seperti ini!!
    Islam tidak seperti ini,Islam penuh kasih.. Bahkan Nabi menberikan dirinya sebagai jaminan keselamatan umat non muslim.
    Agama hny kedok bagi FPI utk berlindung dibalik nama agama!
    Ini sangat brbahaya, sangat merusak persatuan bangsa dan kerukunan beragama! Tolong kepada kader NU dan Banser,agar segera turun menjaga keutuhan negara ini. Kalian lah pendekar penjaga NKRI!!

  3. Segera bubarkan fpi! Tolong bagi warga NU dan banser nya, ikut merapatkan barisan, demi menjaga keutuhan negara, dari ormas preman seperti fpi!

  4. Kota singkawang kok dibilang mayoritas melayu? bego loe……singkawang itu mayoritas Tionghoa…dan TIONGHOA SINGKAWANG 50 % SAMPAI 75 % DARAHNYA ADALAH DARAH DAYAK, karena dahulu nenek moyang tionghoa yang datang ke kalbar/singkawang seluruhnya adalah pria lalu menikah dengan gadis Dayak, dan anak-anak mereka juga menikah dengan gadis Dayak tulen…DENGAN DEMIKIAN ORANG TIONGHOA LEBIH ASLI ORANG KALBAR DI BANDINGKAN DENGAN MELAYU..SEKEDAR PENGETAHUAN….DAYAK TIDAK PERNAH TAKUT DENGAN MELAYU……WAKTU RUSUH MELAYU VS MADURA…..KEMARIN….MALAH ORANG DAYAK YANG MENGHADAPI MADURA…..MELAYUNYA……PENGECUT KAYAK KUTU KUPRET………DAN ASAL KAU TAHU……ORANG MELAYU KALBAR…..100% MELAYU ASLI…KETURUNAN MELAYU PALEMBANG…SEMENANJUNG DAN RIAU KEPULAUAN……….ORANG DAYAK MUSLIM HANYA ADA DI KAPUAS HULU, SINTANG DAN SANGGAU….YANG SERING DENGAN TIDAK TAHU MALU DIKLAIM OLEH ORANG MELAYU SEBAGAI BAGIAN DARI MELAYU.

    1. saya setuju dgan coment kk in saya juga sudah bnyak memebaca bahwa org tionghoa lah yg dluan ad sblum melayu
      dayak itu pemberani jagan memberi info yg tidak pasti dri daerah itu >:O

    2. hehe sayang sekali yaa…kami orang sambas, pada hakekatnya bukan lah sperti yg kalian maksud…melayu kami beda dengan melayu pontianak, palembang, dan riau…
      pertama kali cina datang ke sambas, di sambas udah punya kerajaan (kerajaan nek riuh), dan bukan dari orang dayak, bukan juga melayu yang kalian maksud..
      kami orang sambas memandang tionghua dan dayak adalah saudara dekat kami..TAPI seprti inikah kalian memandang kami,..? dan soal tragedi sambas, dayak dan melayu itu saling membantu, begitu pula dgn tionghua yg slalu dilindungi..karena membantu secara material, mana yg besar pengorbanannya..suku sambas n dayak yg bertempur mati2an, dgn orag tionghua yg cuma keluar rupiah…mungkin di wilayah singkawang dan sekitarnya, memang dayak yg banyak betempur dengan madura, tapi di sambas itu beda halnya…

  5. Kalian semua diatas org org bodoh yg mengaku muslim.. jelas jelas ini ada permainan wilayah kekuasaan..
    jelas jelas diatas dijelaskan bahwa etnis tionghoa berusaha untuk menguasai kalimantan.. di manapun tionghoa tinggal di bumi pertiwi ini disitulah adanya kehancuran..

    Ramalan Jayabaya mengatakan Suatu hari nanti akan ada seorang pemimpin di Indonesia yg akan mengusir dan menghancur kan semua etnis cina & tionghoa di bumi pertiwi sampai ke akar akarnya sehingga mereka ingat suhu suhunya dan pulang ke negri nya masing masing..

    Kalian jangan berharap membubarkan FPI saya disini menolak keras!! FPI itu bagus, tegas,, kamu lihat Indonesia saat ini dilecehkan oleh negara lain karena apa? karena tidak adanya ketegasan!!! kalo tokoh pemimpin Indonesia seperti FPI saya yakin Indonesia akan dihormati oleh negara lain karena keberanian & ketegasan nya..

    Jangan harap FPI bubar, untuk kalian semua diatas cuma orang bodoh yg menginginkan FPI bubar.. Atau kalian diatas adalah bangsa picik etnis tionghoa sang pencuri penjajah yg hanya sekedar ikut ikutan berkomentar karena takut ketahuan sifat buruk bejat busuk kalian??

    Ingatlah lakon kalian gak akan lama lagi di Indonesia ini.. suatu hari akan ada keturunan Indonesia yg bangun.. seperti bangun dari mimpi yg panjang.. kalian semua org org jahat akan musnah!!

  6. Kebusukan Etnis China/tionghoa ini terlebih lagi sudah jelas terlihat manakala ketika si pemimpin tionghoa di kalimantan ini membuat sebuah buku/makalah palsu yg dibuat buat untuk mengadu domba antar etnis..

    Skrg akhirnya saya mulai tau siapa org org yg suka membuat kerusakan di bumi pertiwi ini.. yaitu Orang orang china /tionghoa lah sumber kerusakan di bumi pertiwi ini.. yg suka mengadu domba antar suku, etnis, budaya di suatu wilayah… hnya dua kata untuk etnis china/tinghoa BERENGSEK KALIAN !!

  7. REPTILE/SERPENT

    Chi = Dragon, Na = Anak
    Anak-anak naga (serpent)
    Cain dalam bible = China
    Kainasha dalam veda = China
    Cain membunuh Abel = China membunuh Indian
    Serpent, Ular Beludak = Iblis penggoda Adam
    Serpent dilempar dari surga = China
    Parabel Gandum dan Ilalang dalam bible = Manusia vs Reptilian

    Reptilian bukan penduduk bumi namun pendatang tidak sah. Tidak memiliki neocortex dalam otak, menyebabkan melihat dunia hanya sebatas materi, suka bohong dan licik. Kurang melanin dalam daging, menyebabkan tidak tahan matahari. Berdarah dingin, menyebabkan suka membunuh. Tidak memiliki jiwa, sehingga kebingungan dan menggali bumi terus-menerus, menemukan oil dan gas untuk membuat polusi bumi, hingga menemukan demon berwujud radioactive nuklir untuk membuat kerusakan bumi, akhirnya menemukan neraka dan masuk kedalamnya. Bumi ini sedang terkena virus berupa reptil, maka disebut jaman Kali Yuga.

  8. @Bego Loe

    konflik kerusuhan sambas dengan sampit tentu berbeda, yang turut andil dalam pembantaian etnis Madura jg berbeda, jika “Konflik Sambas” dilakaukan oleh melayu, “Kerusuhan Sampit” dilakukan oleh Dayak

    Dalam kasus ini Dayak dan Melayu diadu domba oleh cina, oleh karena itu sudah sepantasnya walikota meminta maaf agar warga cina tidak menjadi korban selanjutnya, sama seperti saat “Tragedi Bendera” di Bagansiapi-api.

Leave a Reply to ngade Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.