Duduk sendiri berdiam diri di tengah rintik hujan yang tak kunjung reda membuatku gelisah, malam minggu kali ini seakan sirna dari keramaian dan gemerlap lampu kendaraan yang mengitari kawasan jalan portokol di Kota Khatulistiwa ini, Para aparat kepolisian terlihat sepi mungkin karena hujan yang tak kunjung reda seakan-akan membuat gairah bekerja berkurang.
Namun disela-sela situasi yang aman dan terkendali, terlihat beberapa mobil melaju kencang dijalan yang sedikit berair sehingga membuat percikan air yang tergenang membuat aku untuk menahan laju motor yang ku tumpangi. Pukul telah menunjukan angka 10 malam, saat itu hujan masih tampak gerimis namun aktivitas keseharian tak bisa ditinggalkan.
Aku dan temanku memacu laju kendaraan melewati Jalan Sutoyo menuju kota baru, sambil bercerita tak lupa ku sapu mukaku beberapa kali untuk menyeka air hujan yang mengenai wajahku, sehingga kami tiba di bundaran Kota Baru dan memberhentikan motor di depan sebuah warung yang berplang nama “KEDAI JIHAN”.
Di kedai jihan tersebut tempat bisa kami bersantai sambil menikmati secangkir kopi hangat yang terasa nikmat setelah di reguk. Kami bercerita mulai dari masalah politik, pacar, sampai ke masalah masalah mistik. Saat itu hujan mulai reda namun malam minggu itu jalan masih terlihat sepi hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.
(bersambung….)