Kejujuran itu “menyakitkan”

Posted on

Hari itu aku terlelap tidur hingga pagi menjelang, aku terbangun saat seorang sahabat karibku memanggil namaku, aku terbangun dan langung menghampiri suara sahabatku itu, Bangde adalah nama panggilan sahabatku itu, beliau adalah kamus bagiku, setiap ada ide dan unek-unek yang ingin kutanyakan aku selalu menyuguhkan kepada beliau.

Walau kantuk masih terasa, aku selalu siap jika diajak kencan “Ngopi” bersama beliau, tanpa perlu mandi (karena bak air lagi kosong) minggu itu kulalui dengan santai bersama bangde, kami menuju jalan yang jarang kulalui, PAL 2 adalah pilihan terbaik ngopi saat pagi menjelang, kami berbincang-bincang mulai dari cerita tentang materi yang tak kunjung cukup untuk di jadikan modal buat merrid, sampai akhirnya membahas masalah “Kejujuran”. Beliau berpendapat bahwa yang namanya “Bohong itu salah” namun aku tetap ngotot mengatakan “Bohong itu baik” dengan alasan jika aku berbohong untuk menjaga perasaan orang apakah bohong itu salah, temanku hanya tersenyum, yah aku mencoba mencari jawaban sendiri dengan caraku sendiri.

Setelah pulang aku langsung memohon kepada Allah untuk menjelaskan apa itu Kejujuran, karena selama ini hampir 70% dari hidupku aku gunakan untuk berbohong, walaupun kebohongan yg kulakukan tidak merugikan orang lain, tapi tetap aja “judulnya bohong” tanpa menunggu lebih lama lagi Allah memaksaku untuk jujur, yah aku mencoba menjalani kejujuran itu, dan sungguh jujur itu sedikit menyakitkan bagaimana tidak hari ini, senin aku masuk kuliah hari pertama, hari ini aku gak pulang ke picnet, tempat dimana aku menetap karena kunci dibawa oleh temanku, jadi hitung-hitung dari pada aku bolos kuliah, lebih baik aku masuk aja walau sedikit ironis datang ke lab menggunakan sandal, walau aku sering menyalahi peraturan namun sering kali aku lolos dari maut dengan alasan ini dan itu, namun kali ini sebenarnya aku berhasil duduk tenang namun entah bagaimana aku lapor ke sang penguasa kalau aku menggunakan sandal, yah.. maksud hati belajar jujur, namun aku mendapat skor huaaaam…. Aku nanya ke sang penguasa kenapa aku kok di skor, beliau mengatakan 2 hal yang pertama aku terlambat masuk kelas alias menduakan mata kuliah, yang kedua masuk gak pakai sepatu… wah nih penguasa ribet amat, mungkin wajahku yang terlalu ganteng membuat sang penguasa gerah, namun aku minta keringanan, akhirnya dipilih jalan keluar push up 40 x yah.. dari pada di skor mending ikutin aja deh walau sekarang aku susah membuka baju, mengangkat tanga, bahkan sujud saja aku harus mengeluarkan tenaga penuh, gak papa deh gumamku lirih, yang namanya cobaan akan terasa indah saat kita menikmati rasa itu.

Inilah hadiah bagiku yang senantiasa “bandel” dikelas, namun terlintas di kepalaku seandainya saja aku diam tak melapor bakalan tidak terjadi hal-hal yang menyakitkan diriku, dan pastinya pelajaran untuk Jujur tidak hanya sampai disini, dan yang pasti KEJUJURAN ITU SANGAT BAIK, hanya butuh waktu saja bagiku untuk mengerti dan belajar untuk sanggup menghadapi dampak dari Kejujuran itu.

“Allah ajari aku untuk berbuat baik, Ajari aku untuk saling menjaga, Ajari aku untuk bicara, Ajari aku untuk hidup.. amin”

3 comments

  1. pertamaxxx….

    mungkin Allah akan menjawab.,.,.

    Aku telah berikan semua yang di butuhkan manusia untuk mejalani hidup, aku ajarkan bagaimana menjalani hidup setiap saat, masalahnya apakah manusia itu mengerti “ilmu Tuhan” untuk memahami setiam mozaik dalam hidup….

    @Admin: Manusia tidak akan pernah mengerti jika mereka masih memikirkan hal-hal yang membuat mereka terlena, namun jika manusia memikirkan hal dunia hanya untuk menjalankan syariah dan menjunjung tinggi tauhid serta aqidah, insyaallah akan dibukakan pintu sorga.

    Terima kasih mas, atas komentarnya semoga kita semua mendapat kepercayaan untuk tetap berada di barisan Nabi Muhammad SAW pada saatnya nanti. amin ya robbal alamin

  2. Keduaxxx …

    Aku berprinsip yang sama dengan Bangde itu; Bohong itu salah, tidak ada bohong yang baik dengan alasan apapun. Bohong adalah bohong, dan janganlah kita mencampur-adukkan perbuatan tidak baik dengan perbuatan baik.

    Apapun resikonya, jujur pastlilah yang baik bagi kita, setuju, mungkin harus dibiasakan saja dulu untuk jujur.

    Walau pun, kejujuran kita nantinya banyak mendapat cemoohan dan cercaan dari orang lain, tapi hey; bukan mereka yang akan menilai kita di hari pengadilan besar nanti, ya gak bang?

    Wassalam.

    @admin: betul sekali sobat, yang benar tetap benar yang salah tetap salah 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.