Dengan alunan pilu seruling bambu
Sayu sendu lagunya menusuk kalbu
Sejak ia bercerai dari batang pokok rimbun
Sesaklah hatinya dipenuhi cinta dan kepiluan
Walau dekat tempatnya laguku ini
Tak seorang tahu serta mau mendengar
O kurindu kawan yang mengerti perumpamaan ini
Dan mencampur rohnya dengan rohku
Api cintalah yang membakar diriku
Anggur cintalah yang memberiku cita mengawan
Inginkah kau tahu bagaimana pencinta luka?
Dengar, dengar alunan lagu seruling bambu
Dalam Mathnawi III:4436-7
maaf kenapa puisi2nya cmn sepotong2
setahu saya masih ada terusannya
salam kenal, saya ian mahasiswa S2 bahasa dan sastra persia di tehran university, teheran iran
Iya Bro, mohon maaf, silakan dapatkan versi fullnya di Mathnawi III:4436-7, kalok ada kirim ke bangfad@yahoo.com
@Ian’z : Emang puisi rumi yang diterbitkan dibeberapa buku berupa potongan puisinya atau bahkan hanya diambil bait-bait yang dimengerti. Puisi rumi yang utuh sangat panjang dan banyak metafora yang membingungkan. Saya belum tahu dimana buku mathnawi (mastnawi) yang utuh.
Menurut saya puisi ini mencerminkan keadaan hati rumi ketika berpisah (dipisahkan) dengan sahabatnya syams. maaf 2x, lupa ngetiknya.
Mawlana Rumi adalah penyair dan wali besar yg pernah ada.. Bahkan, beliau menciptakan syair-syair-nya ketika whirling (berputar-putar di tempat, tarian Sema’) secara spontan.. Buku Matsnawi “Divan i-Syams” yang asli sangat tebal, berisi pujian pada Rasulullah dan kecintaannya pada gurunya, Mawlana Syams At-Tabriz…
#Note: Ane salah satu darwis dari tarekat Naqsybandi Haqqani, al-Faqir yg merindukan cinta, penari Rumi, salam kNal…