Anak-anakku, Kau bangun mahligai cinta di taman kehidupanmu yang teduh hari ini
Kembang kasih tengah mekar di hatimu Bersemi, Merajut hari-hari, yang telah lama kau titi Kau tengadahkan jiwa dalam lantunan tembang kesyukuran abadi
Tetapi, kutitip pesan untukmu, anak-anakku Taman bathin yang kau sirami dengan cahaya harapan dan keindahan tak kan selalu cerah, meski tak kering berkah
Jika kau tatap jaman di kejauhan engkau tengah berlayar di arung Samudera raya di antara karang, topan dan bulan purnama
Perjalananmu panjang, anakku dan tak miskin rintangan serta godaan Namun, layar telah kau kembangkan Jangan surut dan tertinggal di buritan
Satukan jiwamu, jemput masa depanmu, di tanah kemenangan Abadi dalam keberkahan Tuhan
Oleh: Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
WAH KACAU,DIA NYURUH ANAK’A BANGUN PENINDASAN. DASAR BEJAT, INGAT GAJI KALIAN SMUA,DAN APAPUN YANG KALIAN PAKAI TU PUNYA RAKYAT. SEENAK-ENAKNYA KAU HAMBUR2KAN TANPA MNTA IZIN DULU DARI RAKYAT MU
Pemberontak:
WAH KACAU,DIA NYURUH ANAK
Pemberotak : Pastinya dia lebih baik dari lo, bro…
It’s not politic, it’s about poem.
Salam sastra, bung
WawW, this is a wonderfull word .
Buat Pemberontak :
lu tu yang BeJAT, DASAR tak tahu sastra ..