Tingkatkan Minat Baca melalui Perpustakaan Digital atau e-Library

Posted on
Perpustakaan Digital atau Digital Library
Perpustakaan Digital atau Digital Library

Lagi-lagi mengenai Revolusi Industri yang sering saya ungkapkan dalam tulisan saya akhir-akhir ini, mulai dari tulisan mengenai perjalanan Untan dalam Membangun Ekosistem Digital menuju Cyber University yang juga mengulas Layanan Repository Digital dan dalam tulisan-tulisan yang lain seperti Pembelajaran Jarak Jauh atau Elearning dan sejenisnya.

Kali ini saya akan mengulas mengenai Perpustakaan Digital atau Digital Library berhubung saya baru saja mengerjakan perpustakaan digital BKKBN Kalimantan Barat berbasis Web dengan Aplikasi Senayan Library Management System atau yang dikenal dengan SLIMS.

Daftar isi

Perpustakaan Digital atau Digital Library

Ada beberapa istilah didunia digital untuk penyebutan sebuah perpustakaan yang dapat diakses secara online, walau mempunyai makna yang sama, ada yang menyebut sebagai Perpustakaan Digital, ada yang menyebut Perpustakaan Online, e-Library, Digital Library, Pustaka Online, Repository Digital dan Jurnal Online, semua itu mempunya kemiripan dan tujuan yang sama.

Definisi Perpustakaan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki ; 1991).

Menurut yang diinformasikan oleh wikipedia, ada pengertian perpustakaan tradisional yang berarti sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku dengan biaya sendiri.

Difinisi Digital

Digital umumnya semua kerjaan hasil olahan komputer namun istilah digital bisa diartikan sebagai sinyal dan sebuah bilangan, seperti yang diberitakan oleh wikipedia Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).

Peralatan canggih, seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklar lampu, yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1). Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika saklar itu dinyalakan dalam posisi A, misalnya, maka ia akan membentuk gambar bunga, dan jika dinyalakan dalam posisi B, ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital tersebut.

Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada tombol off, maka ruangan menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak terbantahkan.

Definisi Perpustakaan Digital

Definisi Perpustakaan Digital adalah sebuah kumpulan buku sesuai dengan kategori dan jenisnya disajikan dalam bentuk daring dan dapat diakses menggunakan komputer, gatget baik secara lokal maupun secara online.

Dari definisi diatas hasil ulasan dari Ilmu Perpustakaan, kita bisa melihat sedikit gambaran tentang apa itu perpustakaan dan apa itu digital selanjutnya untuk dapat memahami perpustakaan digital, mari kita lihat pendapat para ahli di bidang perpustakaan. ada beberapa pendapat yang telah dikemukaan yaitu sebagai berikut:

  1. Perpustakaan Digital adalah penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Atau secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital. (Gatot Subroto,  2009)
  2. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital. (Sismanto, 2008)
  3. Perpustakaan Digital adalah koleksi data multimedia dalam skala besar yang terorganisasi dengan perangkat manajemen informasi dan metode yang mampu menampilakan data sebagai informasi dan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat dalam berbagai konteks organisasi dan sosial masyarakat. (Griffin, 1999)
  4. digital library is a managed collection of information, with associated services, where the information is stored in digital formats and accessible over a network (perpustakaan digital adalah kumpulan informasi yang dikelola, dengan layanan asosiasi dimana informasi disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan). (william arm)
  5. digital libraries are collections containing fixed , permanent documents which are based on digital technologies and are used by individuals working alone (perpustakaan digital adalah koleksi yang mengandung dokumen permanen yang didasarkan pada teknologi digital dan digunakan oleh individu yang bekerja sendiri.) Levy and Marshall (1995)
  6. Perpustakaan digital adalah koleksi perpustakaannya sudah dominan dalam bentuk digital. Koleksi digital ada dua kemungkinan, a). Koleksi tersebut tersedia di perpustakaan dalam bentuk bentuk digital  yang terpasang dalam perangkat keras perpustakaan dan b). Koleksi tersebut tidak tersedia di perpustakaan, tetapi dapat diakses melalui perpustakaan (zulfikar zen).

Nah dari pendapat para ahli diatas, dapat kita tarik beberapa kesimpulan. kesimpulan yang pertama perpustakaan digital adalah perpustakaan yang memiliki, mengelola dan meyebarluaskan sebagian koleksinya (baik sebagian besar maupun kecil) dalam bentuk digital. kesimpulan kedua, perpustakaan digital adalah perpustakaan yang memiliki, mengelola dan meyebarluaskan seluruh koleksinya dalam bentuk digital. Kesimpulan ketiga adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi atau perangkat digital untuk mengakses koleksi perpustakaan. Jadi, sampai saat ini belum ada kesepakatan bersama terkait dengan definisi perpustakaan digital menurut para peneliti.

Baca Juga: Untan Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University

Sejarah Senayan Library Management System (SLiMS)

Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id. Dikutip dari wikipedia, senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia. Karena yang mengembangkan adalah para pustakawan dan diyakini aplikasi ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,

Senayan versi beta yang hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi. Merekalah yang menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut. Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional yang ketiga.

Aplikasi Alice Masih Ramai Pengunjung

Sebenarnya Senayan belum sempurna saat itu, tapi  pengembang aplikasi merasa bahwa program ini harus segera digunakan, terutama agar pustakawan di kantornya terbiasa dengan program baru ini dan mempercepat migrasi dari Alice. ”Semula kami pakai program Senayan dan Alice secara bersamaan, tapi ketika pengunjung sedang ramai, para pustakawan cenderung memakai Alice. Akhirnya kami matikan Alice sama sekali, dan mereka terpaksa hanya memakai Senayan,” ungkap pengembang (Hendro).

Seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie, yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.

Pembuatan Aplikasi Senayan Portable

Selain terus memperkaya Senayan, tim pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.

Ketika dirilis pertama kali, Senayan baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh.

Kalangan Penggunaan Aplikasi Senayan

Karena dapat diunduh secara bebas, Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini. Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan, Perpustakaan Universitas Andalas, Perpustakaan Universitas Dharma Andalas.

Senayan kini sudah berkembang jauh. Ia tak hanya menampilkan data buku, tapi juga dapat menampilkan gambar, suara, buku elektronik, dan bahkan video. Hendro dan timnya juga sedang mengembangkan agar setiap server pengguna Senayan dapat saling ”bicara”, sehingga nanti dapat dibangun sebuah gerbang pencarian data buku dalam jaringan yang dapat menelusuri semua katalog. ”Nanti akan ada sebuah gerbang agar pencarian buku cukup melalui satu situs saja,” kata Arie.

Kesimpulan

Senayan Library Management System banyak digunakan oleh dunia pendidikan, instansi pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya untuk memberikan dan menumbuhkan minat baca dengan memanfaatkan Teknologi Digital di Era Revolusi Industri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.