Judul: Balada Kapelaku
(bintang paling terang dalam susunan bintang auriga)
Karya: Mega Diza
Seperti Kemala, di kemit pekat
Rampas waktu sejenak,
Untuk melinangkan air mata.. .
Apakah harus menanti hujan ?
Agar bumi basah tuk sejenak saja.
Siasati kemauan rasa, rasa sakral yang tabu.
Lampion kecil terhempas ke pantai
Telacak pasir pantai, ombak menyapa perih.
thanx for idea
wih….
bahasany itu lho yg bikin greget..
thanks sob sangat bagus sekali puisi kamu
^_^
mampir balik yah