Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama

Angin syahdu mendendang senandung merdu bait demi bait terlantun, mekarkan kembang hidupkan taman. Ini kisah gembira, tentang kembalinya sang Bayu nan teduh; Sang kawan sejati,

Aku akan pulang membawa kegelisahan dalam rindu yang mencemaskan, adakah kau simpan luka lama dengan merampungkan kenangan kelam, dari masa telah terlewati pada perantauan asing

Apakah kita sampai dalam dasar kolam, gelisah berkaca permukaan tak karuan, letih menyelami tanpa harapan hingga makin buyarkan pandang didepak sinar terjerembab kegelapan mendasar Terhadap

Tiap hari, aku harus bersentuhan dengan nuraniku sendiri, laku batin tiada henti mengasah rasa yang terkikis kecemasan Tiap hari, aku harus merangkaki dinding kesunyian hati,