Biografi Siti Fadilah Supari “Macan Sehari”

Posted on
Biografi Siti Fadilah Supari
Biografi Siti Fadilah Supari

Siti Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan pada era kabinet Indonesia Bersatu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang hingga kini masih menjalani hukumannya selama empat tahun akibat dugaan korupsi.

Bigrafi Siti Fadilah Supari

Siti Fadilah Supari lahir di Solo, 6 November 1950, merupakan seorang dosen dan ahli jantung yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2010. Pada 2004-2009 ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Pada 1987, Siti Fadilah Supari menerima The Best Investigator Award Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Best Young Investigator Award dalam Kongres Kardiologi di Manila, Filipina (1988). Ia juga mendapat penghargaan The Best Investigator Award Konferensi Ilmiah tentang Omega 3 di Texas Amerika Serikat (1994) dan Anthony Mason Award dari Universitas South Wales (1997). Tak kurang dari 150 karya ilmiahnya telah diterbitkan dalam jurnal lokal, regional, dan internasional.

Siti Fadilah mengajar kardiologi di Universitas Indonesia. Selain itu ia merupakan ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Pada tahun 2007, dia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku yang ditulisnya ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan Zaman SBY

Sosok Ibu Menteri Kesehatan di Zaman SBY, beliau sukses dalam menangani urusan kesehatan Indonesia, mengintrupsi WHO dalam masalah pandemi Virus Flu Burung sehinga berhasil menyelamatkan perekonomian negara untuk membeli faksin dan menekan penyebaran wabah flu burung dan flu babi.

Siti Fadilah juga disebut telah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke labratorium WHO pada November 2006. Atas pemberhentian itu, Indonesia dan WHO sepakat untuk melakukan cara baru dalam pengiriman virus dan akses vaksin ke negara berkembang.

Berikut fakta-fakta Siti Fadilah Supari dari sumber detik:

1. Dokter Jantung

Siti Fadilah merupakan seorang dokter jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Dia lulus S1 dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Dia mendapat gelar master pada 1987 untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia (UI) pada 1987. Kemudian ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. Selain menjadi dokter, dia juga menjadi dosen tamu di UI.

2. Mantan Menkes

Dia ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan pada 20 Oktober 2004. Dia ditunjuk oleh Presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menggantikan Achmad Sujudi. Setelah tidak lagi menjadi Menkes, Siti ditunjuk menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa pemerintahan SBY.

3. Bikin Buku

Siti Fadilah merilis buku pada 6 Januari 2008 bertajuk ‘Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung’. Buku itu membongkar konspirasi Barat tentang sampel virus flu burung.

Buku itu membuat marah World Health Organization (WHO). Akibatnya buku-buku edisi bahasa Inggris ditarik. Namun yang versi Indonesia tidak.

4. Dipenjara

Wanita yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949 ini hingga kini dipenjara. Dia mengatakan akan bebas 4 bulan lagi.

Siti disebut menyalahgunakan wewenang dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) tahun 2005. Namun kepada Deddy Corbuzier, Siti yang sedang dirawat di RS, mengaku tidak korupsi Rp 6 miliar seperti yang dituduhkan.

Siti dituduh melakukan korupsi Rp 6 miliar yang merugikan negara yang dilakukan stafnya yang menjabat eselon II. Pejabat Eselon II itu sudah membayar dan dia tidak dihukum.

“Saya dituduh membantu dia (pejabat eselon II) dan itu tidak ada bukti, tidak ada saksi,” ucap Siti Fadilah.

5. Blak-blakan Soal Flu Burung

Siti Fadilah Supari membuktikan bahwa virus flu burung tidak menular dan memprotes PBB, memberhentikan flu burung tanpa faksin tapi dengan politik,

Sumber: news.detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.